Dalam setiap pembelian polis anda harus memperhatikan berbagai macam resiko yang mungkin ada, terutama perjanjian pada daerah abu-abu. Kebanyakan para agen asuransi tidak menjelaskan dengan terperinci sehingga menjadi salah satu penyebab resiko ketidakpastain dalam asuransi. Kejadian yang paling parah adalah sengketa yang harus diselesaikan melalui pengadilan. Contoh masalah seperti sudah banyak kita lihat, apalagi akses informasi semakin mudah sehingga kadang timbul pertanyaan apakah ada manfaat jika ikut berasuransi.
Walau anda sudah ikut berasurasi, bagaimanapun juga manajemen resiko lebih diprioritaskan. Artinya mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Hal-hal yang mungkin merugikan harus anda hindari.
Anda juga harus sadar bahwa meminimalkan resiko lebih baik daripada kerugian yang akan terjadi.
Tidak semua resiko itu dapar ditrasfer ke perusahaan asuransi. Berbagai bentuk resiko anda harus anda tanggung sendiri atau menanggung sebagian dari kerugian yang terjadi.
Khusus untuk asuransi pendidikan, resiko yang mungkin adalah perhitungan yang meleset ketika anda menarik dana untuk membiayai pendidikan anak-anak anda cukup jauh dari mencukupi, sehingga anda harus nombok dalam jumlah yang cukup besar.
Hal ini kadang-kadang bukan kesalahan pada asuransi dan ketika anda membeli polis asuransi pendidikan, tetapi karena kebijakan pendidikan dari pemerintah yang tidak dapat diprediksi sehingga membengkaknya biaya pendidikan yang harus anda keluarkan.
Hal ini terutama sangat berlaku untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi. Kebijakan yang timbul sering tidak bisa diduga. Apakah anak anda akan belajar di perguruan tinggi negeri ataukah swasta? Perguruan tinggi mana yang akan dimasukinya? Ketidakjelasan biaya yang harus dikeluarkan menjadi salah satu contoh resiko investasi pendidikan. Bisa saja jumlah uang asuransi yang anda terima tidak berarti dengan jumlah yang harus anda keluarkan.
Jika kita perhatikan diberbagai media khususnya di Indonesia potensi peningkatan resiko terhadap perusahaan asuransi cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan dari nasabah yang mereka sampaikan pada berbagai media terutama pada jejaring sosial. Kasus-kasus seperti ini selalu ramai dengan berbagai perdebatan karena asuransi dianggap selalu hanya mau mengambil untung yang besar. Sedangkan dari pihak asuransi selalu berpegang kepada perjanjian yang tercantum dalam polis dan mereka juga sadar dalam menerapkan prinsip manajeman resiko asuransi .
Terutama buat nasabah mereka juga harus mengerti bahwa asuransi juga punya resiko sama dengan investasi lainnya walau persentasenya berbeda
No comments:
Post a Comment
Silahkan comment sesuai dengan topik. Boleh dengan teks jangkar tetapi blog/website mengenai asuransi (pendidikan)